Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar saham Amerika Serikat (AS) mengalami aksi jual besar-besaran terkhusus kelompok raksasa teknologi Magnificent Seven (Mag-7) dan membuat Nasdaq Composite anjlok lebih dari 3% untuk pertama kalinya dalam 400 hari perdagangan terakhir.
Ketujuh saham tersebut yakni Alphabet, Amazon, Apple, Meta Platforms, Microsoft, NVIDIA, dan Tesla anjlok drastis pada 24 Juli 2024 diikuti dengan aksi jual ratusan miliar dolar AS.
Pada perdagangan Rabu (24/7/2024), S&P 500 turun 2,3%, dan menjadi hari terburuknya sejak Desember 2022, sementara Dow Jones Industrial Average kehilangan 1,2%, atau 504 poin.
Sementara itu, Nasdaq yang didominasi oleh sektor teknologi jeblok 3,6% dan merupakan penurunan terbesar sejak Oktober 2022, ketika pejabat Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi.
Saham-saham Mag-7 terpantau kehilangan nilai pasar sekitar US$760 miliar atau setara Rp12.312 triliun (asumsi kurs Rp16.200/US$).
Dilansir dari Yahoo Finance, kehilangan nilai pasar Mag-7 kali ini setidaknya merupakan yang terparah sejak Maret 2020.
Amblesnya Mag-7 tak lepas dari laporan keuangan yang mengecewakan dari Tesla maupun Alphabet.
Tesla yang merupakan perusahaan pembuat kendaraan listrik melaporkan penurunan laba sebesar 45% karena biaya pengembangan kecerdasan buatan (AI) meningkat dan harga jual rata-rata kendaraan menurun. Saham Tesla anjlok lebih dari 12% pada hari Rabu saat Wall Street menganalisis laporan pendapatan dan mencerna penundaan peluncuran robotaxi-nya.
Pengeluaran atau spending untuk keperluan AI juga berdampak pada perusahaan Alphabet yang merupakan induk Google kendati perusahaan tersebut melampaui perkiraan pendapatan kuartal.
Perusahaan melaporkan pengeluaran sebesar US$13,2 miliar untuk properti dan peralatan selama kuartal tersebut, hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kekecewaan investor akan kinerja keuangan Alphabet dan Tesla pada kuartal II-2024 pun berimbas ke saham-sahambig techvAS lainnya, di mana saham NVIDIA, Meta Platform (Facebook), dan Microsoft pun ambruk.
Kinerja keuangan dari raksasa teknologi pada kuartal II-2024 akan menjadi kunci dalam menentukan apakah rekor kenaikan pada tahun 2024 dapat dipertahankan, atau apakah saham-saham AS dinilai terlalu tinggi.
Dampak ke IHSG dan IDX Technology
Penurunan Mag-7 pun terlihat jelas ke pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami depresiasi pada 24 Juli 2024 sebesar 0,7%, begitu pula dengan IDX Technology yang turun 1,67%.
Dilansir dari Refinitiv, sejak Maret 2020 atau delapan kali kejadian, 50% atau empat kali kejadian IHSG mengalami depresiasi di tengah Mag-7 yang juga mengalami penurunan secara kumulatif dalam jumlah besar.
Sementara IDX Technology terpantau turun empat kali dari enam kejadian atau sekitar 67% setiap kali Mag-7 kehilangan nilai pasar dalam jumlah besar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)