Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengumumkan rencana investasi Apple di Indonesia senilai 100 juta Dolar AS atau sekitar Rp 1,58 triliun selama dua tahun.
Proposal Investasi Apple Resmi Diterima
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, mengungkapkan bahwa proposal dari Apple telah diterima pemerintah sejak 19 November 2024. Dalam siaran pers pada Kamis (21/11/2024), Febri menjelaskan bahwa proposal ini sedang dalam tahap pengkajian lebih lanjut oleh Kemenperin.
“Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Kementerian Perindustrian dalam mengkaji isi proposal yang disampaikan oleh Apple tersebut,” ujar Febri.
Proposal tersebut mencakup berbagai rencana strategis, seperti:
- Pembangunan pusat pengembangan (development center).
- Pendirian Apple Developer Academy di Bali dan Jakarta.
- Pembangunan pabrik komponen mesh (bantalan headphone) AirPods Max.
Permintaan Tambahan dari Menteri Perindustrian
Meski rencana investasi Apple dinilai positif, Kemenperin menilai tawaran tersebut masih belum sepenuhnya memenuhi harapan. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, meminta agar Apple melibatkan industri dalam negeri dalam Global Value Chain (GVC) mereka.
“Hal ini juga akan memberikan dampak positif bagi sektor industri manufaktur di Tanah Air, termasuk menyerap tenaga kerja para industri yang masuk dalam GVC Apple,” ujar Febri.
Langkah ini bertujuan agar perusahaan-perusahaan lokal dapat berpartisipasi dalam rantai produksi global Apple, sehingga meningkatkan daya saing manufaktur Indonesia di kancah internasional.
Global Value Chain (GVC) dan Peran Indonesia
Global Value Chain (GVC) adalah sistem produksi global di mana berbagai tahapan produksi barang dilakukan di negara-negara berbeda, bergantung pada keunggulan kompetitif masing-masing. Melalui GVC, Apple dapat meningkatkan efisiensi produksi dengan memanfaatkan kapasitas manufaktur di Indonesia.
Kemenperin berharap agar Apple menjadikan Indonesia sebagai bagian penting dalam GVC mereka. Dengan melibatkan perusahaan-perusahaan lokal dalam proses produksi seperti pembuatan komponen atau perakitan produk akhir, investasi Apple tidak hanya akan membawa keuntungan finansial bagi negara tetapi juga memacu kemajuan teknologi industri lokal.
Langkah ini sangat relevan untuk mendukung Indonesia menjadi pusat manufaktur regional di kawasan Asia Tenggara.
Latar Belakang Larangan Penjualan iPhone 16 di Indonesia
Sebelumnya, Apple menghadapi tantangan di Indonesia terkait larangan penjualan iPhone 16. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan Apple memenuhi persyaratan Domestic Component Level (TKDN).
Sebagai upaya memenuhi TKDN, Apple telah berinvestasi melalui fasilitas pelatihan seperti Apple Developer Academy. Namun, nilai investasi tersebut masih kurang dari yang dijanjikan, yaitu sebesar 109,6 juta Dolar AS.
Upaya Apple untuk Melanjutkan Bisnis di Indonesia
Menurut laporan Bloomberg yang dikutip Apple Insider, Apple meningkatkan investasi hingga 100 juta Dolar AS, naik signifikan dari rencana awal sebesar 10 juta Dolar AS. Investasi besar ini dilakukan agar Apple dapat memenuhi aturan TKDN dan mencabut larangan penjualan iPhone 16.
Also Read: Ministry of Industry asks Apple to make a fair investment of USD100mn
Dampak Positif Investasi Apple di Indonesia
Investasi besar Apple diperkirakan akan memberikan berbagai dampak positif bagi perekonomian Indonesia, di antaranya:
- Peningkatan Lapangan Kerja
Investasi ini akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru, baik di sektor manufaktur maupun teknologi. - Transfer Teknologi
Dengan hadirnya Apple Developer Academy dan pusat pengembangan, diharapkan terjadi transfer pengetahuan dan teknologi kepada tenaga kerja lokal. - Penguatan Industri Lokal
Keterlibatan perusahaan lokal dalam GVC Apple akan meningkatkan kapasitas dan daya saing industri dalam negeri.
Relevansi Investasi Apple terhadap Global Value Chain (GVC)
Investasi Apple di Indonesia dapat menjadi titik tolak untuk memperkuat hubungan antara perusahaan teknologi global dengan sektor industri lokal. Melalui Global Value Chain, perusahaan-perusahaan lokal diharapkan mampu meningkatkan kualitas produk mereka hingga memenuhi standar internasional.
Sebagai contoh, pabrik komponen mesh AirPods Max yang akan dibangun di Indonesia berpotensi menjadi salah satu pusat produksi penting dalam GVC Apple. Selain itu, pengembangan pusat pelatihan teknologi seperti Apple Developer Academy juga memungkinkan Indonesia mencetak talenta baru yang siap bersaing di level global.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Meskipun menjanjikan, beberapa tantangan masih harus diselesaikan, seperti:
- Kesediaan Apple untuk melibatkan lebih banyak mitra lokal.
- Kemampuan perusahaan lokal untuk memenuhi standar global Apple.
- Keberlanjutan komitmen investasi dalam jangka panjang.
Pemerintah terus mendorong Apple agar tidak hanya memenuhi persyaratan investasi, tetapi juga berkomitmen pada peningkatan kapasitas dan keberlanjutan industri lokal.
Harapan Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah berharap investasi ini tidak hanya menjadi solusi jangka pendek untuk mencabut larangan penjualan iPhone, tetapi juga memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi ekonomi dan industri Indonesia.
“Kami optimis, jika Apple benar-benar melibatkan industri dalam negeri, dampaknya akan sangat besar bagi perekonomian nasional,” ujar Febri menutup keterangannya.