Pemerintah RI Tolak Investasi Apple Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengonfirmasi bahwa Apple telah mengajukan tawaran investasi sebesar 100 juta dolar AS, atau sekitar Rp 1,59 triliun (kurs Rp 15.931,62) selama dua tahun di Indonesia. Tawaran ini merupakan upaya Apple untuk mendapatkan izin pencabutan blokir penjualan iPhone 16 di Indonesia.
Menariknya, angka tersebut naik sepuluh kali lipat dari rencana awal Apple yang hanya menawarkan investasi sebesar 10 juta dolar AS, atau Rp 158 miliar, untuk pembangunan pabrik aksesori di Bandung, Jawa Barat. Meski terkesan menggiurkan, pemerintah belum menyetujui tawaran tersebut.
Menurut Febri Hendri Antoni Arif, juru bicara Kemenperin, pemerintah berharap investasi Apple bisa lebih besar dari 100 juta dolar AS. “Belum, belum diputuskan kami menerima. Belum ketok palu,” kata Febri saat memberikan pernyataan di Kantor Kemenperin, Jakarta.
Rencana Investasi Apple di Indonesia
Apple mengajukan rencana investasi senilai Rp 1,59 triliun untuk periode 2024-2026. Dalam proposal mereka, terdapat beberapa agenda penting:
- Pembangunan pusat pengembangan produk (product development center).
- Pendirian akademi pengembang profesional (developer academy).
- Produksi komponen Mesh AirPods Max di Bandung pada 2025.
- Pendirian Apple Academy baru di Bali dan Jakarta hingga 2026.
Proposal ini bertujuan untuk memperluas pengaruh Apple di Indonesia dan menciptakan peluang bagi tenaga kerja lokal. Namun, pemerintah masih menilai apakah angka tersebut sebanding dengan potensi yang dimiliki Indonesia.
Baca Juga : Apple Ditekan Uni Eropa! iPhone Harus Bisa Dipakai dengan Wearable Non-Apple!
Pemerintah RI Tolak Investasi Apple
Kemenperin berharap investasi Apple dapat memberikan dampak yang lebih besar, baik dalam menciptakan lapangan kerja maupun mendukung industri dalam negeri. Febri menekankan pentingnya membandingkan kontribusi Apple dengan perusahaan teknologi lain di Indonesia, serta investasi Apple di negara seperti Vietnam dan India. Sebagai gambaran, Vietnam menerima investasi senilai Rp 255 triliun dari Apple, jauh lebih besar dibandingkan tawaran untuk Indonesia.
Selain itu, pemerintah mengajukan beberapa syarat kepada Apple agar investasi mereka lebih berdampak positif:
- Pembangunan Pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D): Pemerintah meminta Apple membangun pusat R&D yang skalanya lebih besar daripada Apple Academy.
- Melibatkan Perusahaan Lokal: Apple diharapkan menjadikan perusahaan lokal sebagai bagian dari rantai pasok global mereka.
- Melunasi Utang Investasi Sebelumnya: Apple masih memiliki kewajiban sebesar Rp 271 miliar untuk periode 2020-2023. Pelunasan utang ini menjadi salah satu syarat utama untuk mendapatkan sertifikasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan izin impor untuk seri iPhone 16.
Pemerintah Indonesia menetapkan tiga syarat utama bagi Apple untuk memastikan investasi mereka memberikan dampak signifikan bagi perekonomian dalam negeri. Pertama, pembangunan pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D) yang lebih besar dari Apple Academy diharapkan mampu mendorong inovasi teknologi lokal. Kedua, melibatkan perusahaan lokal dalam rantai pasok global Apple untuk memperkuat kolaborasi dengan industri dalam negeri. Terakhir, pelunasan utang investasi sebelumnya sebesar Rp 271 miliar menjadi syarat penting untuk mendapatkan sertifikasi TKDN dan izin impor seri iPhone 16. Dengan memenuhi ketiga syarat ini, diharapkan investasi Apple akan memberikan manfaat jangka panjang bagi Indonesia.
Baca Juga : Aplikasi Paling Populer di iPhone Dilarang di Indonesia
Potensi Pasar Indonesia dan Tantangan yang Dihadapi
Sebagai salah satu pasar terbesar Apple di Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi besar. Pada 2023, penjualan iPhone di Indonesia mencapai 2,61 juta unit, jauh lebih tinggi dibandingkan Vietnam yang hanya 1,43 juta unit. Pendapatan Apple di Indonesia pun mencapai sekitar Rp 30 triliun. Namun, pemerintah menilai bahwa angka investasi yang ditawarkan Apple belum sepadan dengan keuntungan yang mereka peroleh di Tanah Air.
Meskipun demikian, kerja sama ini tetap memiliki peluang besar jika Apple serius berinvestasi lebih besar. Dengan pendekatan yang tepat, baik Apple maupun pemerintah Indonesia dapat menciptakan kolaborasi yang saling menguntungkan.
Kesimpulan
Tawaran investasi Apple senilai Rp 1,59 triliun memang terlihat menggiurkan, tetapi pemerintah RI berharap nilai tersebut bisa lebih besar. Investasi ini harus memberikan dampak nyata bagi perekonomian dan perkembangan teknologi digital di Indonesia, serta menciptakan lapangan kerja yang signifikan.
Dengan mempertimbangkan potensi pasar Indonesia yang besar, keputusan pemerintah untuk meminta lebih dari Apple adalah langkah strategis. Kerja sama ini berpotensi menjadi peluang emas, asalkan kedua pihak dapat menyepakati persyaratan yang menguntungkan bersama.